NAMA : WAHYU DANU S
NPM : 27211319
KELAS : 4EB08
Analisis Hubungan Corporate
Social Responsibility (CSR)Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Jasa (Studi Kasus Perusahaan Jasa di
D.I.Yogyakarta)
Oleh
Adeng Pustikaningsih1
Latar belakang
Tanggung
jawab sosial perusahaan ( Corporate Social Responsibility = CSR) makin banyak
memperoleh perhatian,
terutama dalam beberapa dekade terakhir. Sebagai contoh, lebih dari 50 persen
eksekutif global mengidentifikasi CSR sebagaiprioritas utama para eksekutif
(The Economist, 2008). Lebih jauh, globalisasi ekonomi secara substansial
meningkatkan tekanan pada perusahaan-perusahaan multinasional untuk mengatasi
masalah tanggung jawab sosial (Smith, 2009) seperti rantai pasokan,
perlindungan lingkungan, kondisi kerja, dan hak-hak
karyawan (Mueller et al .,
2009). Kegagalan untuk
memenuhi harapan meningkatnya
masyarakat global dapat membahayakan citra merek global dan reputasi,
oleh karena itu, eksekutif memerlukan pemahaman lebih dalam tentang peran CSR.
Kegiatan CSR sebagian besar dilakukan berfokus pada stakeholder,
yang berada di luar batas perusahaan,
dengan demikian, kegiatan
CSR pada umumnya,
meningkatkan visibilitas
perusahaan dan
penyebaran goodwill dan
reputasi untuk berbagai
konstituen. Strategis
aktivitas CSR yang didasarkan pada hubungan jangka panjang dengan
masyarakat cenderung untuk mencapai pihak terkait dan memiliki dampak positif
pada masyarakat.
Secara formal,
ada perbedaan antara
CSR dan CSP,
namun dalam penelitian
ini hanya membahas tentang CSR,
dimana CSR adalah kegiatan perusahaan dan status yang berkaitan dengan kewajiban
yang dirasakan masyarakat
atau pemangku kepentingan
(Brown dan Dacin, 1997; Sen dan
Bhattacharya, 2001) sedangkan kinerja sosial perusahaan (CSP) adalah kinerja
perusahaan secara keseluruhan dalam program CSR dalam kaitannya dengan mereka
pesaing terkemuka di industri yang sama (Luo dan Bhattacharya, 2009). Sedangkan
inisiatif CSR mencerminkan program perusahaan dan investasi dalam
keberlanjutan, CSP merupakan penilaian
stakeholder dari seluruh
kualitas program-program dan investasi (Luo
dan Bhattacharya, 2009; McWilliams dan Siegel, 2000).
Dalam hubungannya dengan kajian literatur hubungan antara CSR dan
kinerja keunagan masih menunjukkan simpangsiur seperti bahwa tindakan CSR dapat
mengakibatkan kinerja
keuangan meningkat
(Orlitzky et al ,
2003; Chen, H,
dan Wang, X.
2011), namun ada
penelitian yang justru menghasilkan penelitian sebaliknya seperti
Soana, M.G. (2011), dari sinilah penelitian ini berangkat.
Teori dan pengembangan Hipotesis
Corporate Social
Responsibility
(CSR)
Bila dilihat dari persepktif internal dan eksternal serta
manajemen pemangku kepentingan, kegiatan CSR telah dilihat sebagai hal yang
mempengaruhi stakeholder dalam perusahaan (Zagenczyk, 2004). Stakeholder dapat
dilihat sebagai individu dan institusi yang dipengaruhi oleh tindakan
perusahaan atau sekaligus kelambanan dalam dimensi temporal (mencakup masa
lalu, masa kini dan masa depan) (Freeman, 1984; Langtry, 1994; Clarkson, 1995; Hopkins, 2003 ).
1
Dosen
Jurusan Pendidikan Akuntansi – Universitas Negeri Yogyakarta
32
Stakeholder perusahaan
bisa internal atau
eksternal bagi perusahaan
(Hopkins, 2003). Pemangku
kepentingan intern adalah pemilik, manajer, karyawan dari suatu perusahaan,
yang ada dalam batas
perusahaan (Freeman, 1984;
Polonsky, 1996). Sedangkan
stakeholder eksternal dari suatu
perusahaan adalah pemasok,
pelanggan, masyarakat dan
pemerintah (Freeman, 1984; Hopkins,
2003). Dari perspektif
internal, melakukan kegiatan
CSR diharapkan dapat memotivasi para karyawan dan menunjukkan praktek
manajemen yang baik
(suasana
bagi pimpinan perusahaan dan karyawan) (Hill et al , 2003;. Royle, 2005). Dari
perspektif eksternal melakukan kegiatan CSR perusahaan diharapkan
untuk mendapatkan reputasi yang baik
di masyarakat (termasuk
pemerintah berbagai fungsionaris)
dan juga membantu perusahaan
untuk mengelola fungsinya agar lebih baik (terutama yang memiliki dimensi
risiko yang terkait) (Lewis , 2003; Fombrun, 2005; Davis, 1960; Whetten et al,
2002;. Riordan et al, 1997).
Selanjutnya setiap
organisasi yang memiliki kegiatan CSR secara strategis harus memiliki
fokus jangka panjang
(Osborn dan Hagedoorn,
1997; Boatright, 2000;
Altman, 1998; Waddock, 2004). Hal
ini juga berlaku untuk setiap kegiatan perusahaan lain yang memiliki konotasi
strategis. Isue tentang sentralitas seperti ketika kegiatan CSR dimaksudkan
untuk berkontribusi menuju terwujudnya visi, harus memiliki fokus jangka
panjang. Setiap kegiatan yang bersifat strategis harus dapat membantu
perusahaan untuk mencapai misi dan visinya. Dengan demikian, setiap kegiatan
CSR yang strategis harus dekat dengan misi dan visi perusahaan (Yeoh, 2007; Du
et al, 2007;. Bruch, 2005).
Selanjutnya setiap kegiatan
CSR yang memiliki fokus jangka panjang akan memerlukan komitmen terhadap sumber
daya besar (Russo dan Fouts, 1997; Porter dan Kramer, 2006; Branco dan
Rodrigues, 2006). Hal ini karena untuk dalam tujuan jangka panjang, kegiatan
perusahaan akan memerlukan pengorbanan dan dedikasi dari sejumlah besar sumber
daya selama periode waktu tertentu.
Para penulis (Sze'kely dan Knirsch, 2005; Porter dan Kramer, 2006;
Perrini, 2005; Crawford dan Scaletta, 2005) juga menunjukkan bahwa aktivitas
CSR dapat:
(1) Membuat permintaan
atas produk yang
bertanggung jawab secara
sosial dan ramah lingkungan dan jasa diantara konsumen
dalam masyarakat dengan melakukan edukasi.
(2) Memberikan keterampilan
teknis yang diperlukan
kepada anggota masyarakat
untuk mengembangkan, membuat dan menyempurnakan kemampuan teknis dari warga
negara.
Hal ini dapat
dilakukan dengan mendirikan pendidikan, kejuruan, pelatihan dan lembaga
pengetahuan.
(3) Bantuan pemerintah
dan badan pemerintah
untuk membingkai aturan
dan peraturan untuk:
. mencegah perilaku buruk perusahaan khususnya
pada kegiatan sosial dan lingkungan
. untuk mendorong perilaku perusahaan yang baik,
untuk hal yang sama.
(4) Melestarikan sumber daya alam seperti air, bahan bakar fosil
atau mengurangi emisi gas rumah kaca bagi negara lingkungan yang lebih baik
dari kondisi pada semua tingkatan sehingga berbagai risiko lingkungan akan
berkurang.
(5) Bantuan dalam mengembangkan kapasitas petani dan produsen
bahan baku sehingga mereka dapat menyediakan perusahaan dengan bahan baku yang
dibutuhkan berkualitas
dan jumlah yang
dibutuhkan.
(6)
Bantuan untuk mengembangkan cluster
industri dan dengan demikian membuat dan
menambah dukungan
infrastruktur bagi perusahaan.
Hubungannya dengan
keuangan, setiap kegiatan
perusahaan strategis harus
membawa
manfaat bisnis yang besar, pernyataan ini adalah pernyataan commonsensical
dan tautologis .
Keuntungan bisnis yang
diwujudkan dalam cara
yang berbeda, tetapi
semua membantu perusahaan
mencapai posisi kompetitif yang menguntungkan dan aman selama jangka waktu
33
tertentu (keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan) (Sze'kely dan Knirsch, 2005; Porter dan Kramer,
2006; Perrini, 2005 ; Crawford dan Scaletta, 2005).
Hubungan CSR dengan Kinerja Keuangan
Makin banyak perusahaan yang
merangkul konsep CSR, karena perusahaan-perusahaan yang merangkul dan
mengimplementasikan Inisiatif CSR memiliki dampak positif pada pilihan yang
dibuat oleh para pemangku kepentingan utama dalam perusahaan untuk memutuskan
untuk memasuki hubungan dengan perusahaan, terutamakonsumen (del Mar Garcia de
los Salmones, Crespo,& Rodriguez
del Bosque, 2005;
Brown & Dacin,
1997) dan potensi karyawan (Backhaus, Stone, &
Heiner, 2002; Greening & Turban, 2000). Bahkan, Berens, van Riel, & van
Rekom, (2007) individu lebih memilih perusahaan yang secara aktif terlibat
dalam inisiatif CSR
yang berkaitan dengan
perusahaan produk, saham.
Ini yang dititikberatkan oleh
Turban & Greening
(1997) yang mencatat
bahwa perusahaan yang dianggap
terlibat dalam Inisiatif
CSR memiliki tingkat
perputaran karyawan yang
lebih rendah dibdaningkan mereka
yang tidak terlibat
dalam inisiatif tersebut,
namun, secara umum, telah
terjadi kurangnya konsensus
mengenai hubungan antara
perusahaan CSR inisiatif dan
kinerja keuangannya. Inisiatif CSR dari sebuah perusahaan dan kinerja keuangan
perusahaan adalah pengorbanan bisnis. Menurut gagasan ini, perusahaan yang
terlibat dalam inisiatif CSR sebenarnya pada ekonomi yang mengalami kerugian
dibdaningkan dengan tidak melakukan
CSR, karena mereka
dikenakan biaya untuk
mengimplementasikan inisiatif
tersebut (Aupperle, Carroll, & Hatfield, 1985; Ullmann, 1985).
Hal ini
senada dengan perusahaan
telah melaporkan bahwa
CSR memiliki inisiatif mengakibatkan kebocoran keuangan
karena keuangan negatif kembali karena biaya tambahan memulai dan mendukung
inisiatif CSR (McGuire, Sundgren, & Schneeweis, 1988; Sen &
Bhattacharya, 2001). Sehingga hubungan antara CSR dan kinerja keuangan adalah
memiliki hubungan yang lemah (surroca, 2010, Soana, 2011).
Di sisi lain, ada berpendapat bahwa melaksanakan inisiatif CSR
akan bermanfaat karena dapat
meningkatkan semangat kerja
karyawan yang mengarah
pada peningkatan produktivitas
dan pada akhirnya peningkatan kinerja (McGuire et al., 1988).
Secara langsung CSR dapat memaksimalkan keseluruhan perusahaan
nilai pasar (Mackey, Mackey, & Barney, 2007) dan memiliki pengaruh positif
pada nilai sekarang dari arus kas perusahaan(Godfrey, 2004). Secara tidak
langsung, perusahaan yang terlibat dalam CSR akan mendapatkan keunggulan
kompetitif di pasar
terjadi melalui diferensiasi
produk (McWilliams & Siegel, 2001; (Waddock & Graves, 1997),
pengurangan atau penghapusan denda yang dikenakan pemerintah (Freedman &
Stagliano, 1991), sementara pada saat yang sama meminimalkannya risiko secara
keseluruhan eksposur (Godfrey, 2004), karennya dalam penelitian oleh Sen dan
Bhattacharya (2001) menunjukkan bahwa inisiatif CSR perusahaan memiliki
pengaruh positif pada pelanggan (Sen dan Bhattacharya, 2001), yang akhirnya aktivitas tanggung jawab sosial
perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan (Chen, Honghui, dan Wang, X.,
2011)
Sehingga dalam penelitian
ini, hipotesis yang
diajukan adalah “terdapat
hubungan yang positif antara
karakteristik CSR dengan karakteristik kinerja keuangan”
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM)
dengan software AMOs versi 16. Dimana terdapat dua variabel konstruk yang
keduanya menggunakan skala likert 5 point dimana 1 menunjukkan sangat rendah
dan 5 menunjukkan sangat tinggi.
34
Pengukuran
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, pengukuran yang digunakan dalam CSR adalah
dengan menggunakan Mahoney dan Roberts(2007)yaitu :
1.
Isu komunitas (IK)
2.
Keragaman tempat kerja (KT)
3.
Hubungan tenaga kerja (HT)
4.
Kinerja lingkungan (KL)
5.
Internasional (I)
6.
Produk dan praktek bisnis
(PB)
sementara itu kinerja keangan menggunakan Chan (2006), dimana
kategori yang digunakan adalah :
1.
Profitabilitas(Profit) –ROE
dan ROS
2.
Assets Utilization (AU) –
ROA
3.
Pertumbuhan (G) –%
perubahan assets, % perubahan sales, % perubahantenaga kerja untuk 3-5 tahun
yang lalu.
4.
Liquiditas (L) – Cash
Flow, Acid Test dan Pay Out Ratios
5.
Resiko Pasar (RP).
Responden dan Pengumpulan Data
Responden penelitian ini adalah 148 perusahaan jasa yang ada di
D.I Yogyakarta yang mana kuisioner diisi oleh para CEO perusahaan tersebut,
Pengiriman kuisioner dilakukan dengan
surat pos dan yang kembali
ada 100 kuisioner, sehingga respon rate-nya
68 %.
Hasil Penelitian
Tes reliability pada semua
variabel konstruk pada keseluruhan model menunjukan cronbach alfa sebesar 0,734
sehingga sangat fit karena diantara 0,8-0,9. Dimendi variabel CSR dengan
menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) menunjukkan model yang
fit dimana χ2=6,049, df =9, p-value = 0.00, GFI=0.858, RMSEA=0.239, sedangkan
dimensi
variabel Kinerja
Keuangan juga menunjukkan fit model dengan χ2=3,531, df =5, p-value = 0.00,
GFI=0.898, RMSEA=0,232.
Tabel 1
Signifikansi antar
Variabel
Estimate S.E.
C.R. P Label
Kinerja
Keuangan <--- CSR 1,127 ,149
7,553 ***
IK
|
<--- CSR
|
1,000
|
KT | ||
<--- CSR
|
,733 ,212 3,461 ***
|
|
HT | ||
<--- CSR
|
1,235 ,132
9,390 ***
|
|
KL | ||
<--- CSR
|
1,175 ,125
9,431 ***
|
|
I | ||
<--- CSR
|
,945 ,146 6,493 ***
|
|
PB | ||
<--- CSR
|
,697 ,181 3,855 ***
|
|
RP | ||
<--- Kinerja Keuangan
|
1,000
|
|
L | ||
<--- Kinerja Keuangan
|
1,028 ,090 11,387 ***
|
|
G | ||
<--- Kinerja Keuangan
|
,808 ,139 5,800 ***
|
|
AU | ||
<--- Kinerja Keuangan
|
,666 ,157 4,240 ***
|
|
Profit | ||
<--- Kinerja Keuangan
|
,869 ,134 6,469 ***
|
Secara keseluruhan
dengan model SEM akhirnya dapat diketahui bahwa model sudat FIT, dimana χ2=26,3,
df =43, p-value
= 0.00, GFI=0.697,
RMSEA=0.231, sehingga hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa CSR
berhubungan dengan Kinerja
Keuangan dengan probabilitas 1 %
(lihat tabel 1), sehingga hipotesis dalam penelitian
penelitian ini yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang
positif antara karakteristik CSR
dengan karakteristik Kinerja Kauangan dapat diterima.
Saran Penelitian yang Akan Datang
Walaupun model
penelitian ini sudah FIT namun peneliti menyarankan ada peran moderasi atau
mediasi dalam penelitian tersebut, karena model CSR dengan kinerja keuangan
memiliki pengaruh yang tidak langsung (John P. dan Lisa P., 2008), sehingga
dibutuhkan hubungan yang tidak langsung tersebut dengan variabel lain baik
mediasi maupun moderasi.
DAFTAR PUSTAKA
Altman, B.W.
(1998), “Transformed corporate
community relations: a
management tool forachieving
corporate citizenship”, Business and Society Review, Vols 102/103,
43-51.
Aupperle, K.,
Carroll, A., & Hatfield, J. (1985). An empirical examination of the
relationship between corporate social
responsibility
andprofitability. Academy of Management Journal, 28, 446-463.
Backhaus, K. B.,
Stone, B. A., & Heiner, K. (2002). Exploring the Relationship between
Corporate Social Performance and EmployerAttractiveness. Business &
Society,
41(3), 292-318.
Berens, G., Van
Riel, C. B., & Van Rekom, J. (2007). The CSR-Quality Trade-Off: When
can Corporate Social
Responsibilityand Corporate Ability
Compensate Each
Other? Journal of
Business Ethics, Spring (74), 233-252.
36
Boatright, J.R.
(2000), Ethics dan the Conduct of Business, Prentice-Hall, Upper Saddle River,
NJ.
Branco, M. dan Rodrigues, L. (2006), “Corporate social
responsibility and resource-based perspectives”, Journal of Business Ethics,
Dordrecht, Vol. 69 (2), 111-143.
Brown, T. J.,
& Dacin, P.
A. (1997, January).
The Company dan
Product: Corporate
Associations and Consumer
Product Responses.Journal of
Marketing, 61(January), 68-84.
Brown, T.J. dan Dacin, P.A. (1997), “The company dan theproduct:
corporate associations dan consumer productresponse”, Journal of Marketing,
Vol. 61, pp. 68-84.
Bruch, H. (2005),
“The keys to
rethinking corporate philanthropy”, MIT
Sloan ManagementReview, Vol. 47
(1), 49-59.
Chdan,
Masud, (2006). The
Relationship between Corporate
Social Performance and Corporate Financial
Performance: Industry tipes as a boundary Condition, The
Business Review,
Cambridge, Vol. 5 (1), 240-245.
Chen, Honghui, dan Wang, Xiayang, (2011). Corporate social
responsibility dan corporate financial
performance in China:
an empirical research
from Chinese firms,
Corporate Governance:
The International Journal
of Effective Board Performance, Vol. 11 (4), 361-370
Clarkson, M.B.E. (1995), “A stakeholder framework for analyzing
and evaluating corporate socialperformance”, Academy of Management Review, Vol.
20(1), 92-117.
Crawford, D. dan
Scaletta, T. (2005),
“The balanced scorecard
and corporate social aligningscorecard dan corporate social
aligning values”, CMA Management, Vol.
79(6), 20-27.
Davis, K. (1960),
“Can business afford
to ignore social
responsibilities?”, California
Management Review, Vol. 2(3), 70-76.
Del Mar Garcia de los Salmones, M. A., Crespo, H., & Rodriguez
del Bosque, I. (2005). Influence of Corporate Social Responsibility onLoyalty
dan Valuation Services.
Journal of Business
Ethics, 61(4), 369-385.
Du, S., Bhattacharya, C.B. dan Sen, S. (2007), “Reaping relational
rewards from corporate socialresponsibility: the role of competitive positioning”,
International Journal of
Research inMarketing,
Vol. 24 (3), 224-265.
Fombrun, C.J. (2005), “RI insights a world of reputation research,
analysis and thinking buildingcorporate
reputation through csr
initiatives: evolving stdanards”,
Corporate
ReputationReview, Vol. 8 (1), 7-11.
Freedman, M., & Stagliano, A. J. (1991).
Differences in social cost disclosures: A market test of
investor relations. Accounting, Auditingand Accountability Journal, 4 (1), 68-
83.
Freeman, R.E. (1984), Strategic Management: A Stakeholder
Approach, Pitman, Marshfield, MA.
Godfrey, P. C. (2004). The Relationship between corporate
philanthropy and shareholder wealth: A risk management perspective. Academy of
Management Review, 30,
777-798.
Greening, D. W., & Turban, D. B. (2000). Corporate Social
Performance as a Competitive Advantage in Attracting a QualityWorkforce.
Business & Society, 3 (September),
254-280.
Hill, R.P., Stephens, D. dan Smith, I. (2003), “Corporate social
responsibility: an examination ofindividual firm behavior”, Business dan
Society Review, Vol. 108 (3), pp. 339-
403.
Hopkins, M. (2003),
“Why corporate social
responsibility?”, The Planetary
Bargain CorporateSocial Responsibility Matters, Earth Scan, London.
37
Langtry, B.
(1994), “Stakeholders dan
the moral responsibilities of
business”, Business
EthicsQuarterly, Vol. 4 (4), 431-473.
Lewis, S. (2003),
“Reputation dan corporate
responsibility”, Journal of CommunicationManagement, Vol. 7 (4),
356-420.
Luo, X. dan
Bhattacharya, C.B. (2009),
“The debate overdoing
good: corporate social performance, strategicmarketing levers
and firm-idiosyncratic risks”, Journal of
Marketing, Vol. 73
No. 6, pp. 198-213.
Mackey, A., Mackey, T. B., & Barney, J. B. (2007). Corporate
Social responsibility dan Firm Performance:
Investor Preferences andCorporate
Strategies. Academy of Management Review, 3(32), 817-835.
Mahoney, L S
dan Roberts, R
W (2007). “CorporateSocial Performance,
Financial Performance andInstitutional Ownership in Canadian Firms”.
AccountingForum,
31(3), 233-253.
McGuire, J. B., Sundgren, A., & Schneeweis, T. (1988).
Corporate Social Responsibility and Firm Financial Performance. Academy
ofManagement Journal, 31(4), 854-872.
McWilliams, A. dan
Siegel, D. (2000),
“Corporate
socialresponsibility dan financial performance: correlation
ormisspecification”,
Strategic Management Journal,
Vol. 21 (5), 603-9.
Mueller, M., dos Santos, V.G. dan Seuring, D. (2009), “Thecontribution
of environmental and social stdanards towardsensuring legitimacy in supply
chain governance”,
Journal of Business
Ethics, Vol. 89(4),509-23.
Orlitzky, M., Schmidt,
F.L. dan Rynes,
S. (2003), “Corporatesocial dan
financial performance: a meta analysis”,Organization Studies, Vol. 24
(3), 403-444.
Osborn, R.N. dan Hagedoorn, J. (1997), “The institutionalization
and evolutionary dynamics ofinterorganizational
alliance dan networks”,
The Academy of
Management
Journal, Vol. 40 (2),
261-339.
Perrini, F. (2005), “Building a European portrait of corporate
social responsibility reporting”, European Management Journal, Vol. 23 (6),
611-638.
Polonsky, M.J. (1996),
“Stakeholder management and
the stakeholder matrix:
potential strategicmarketing tools”, Journal of Marketing-Focused
Management, Vol. 1,
209-238.
Porter, M.E. dan Kramer, M.R. (2006), “Strategy & society: the
link between competitive advantagedan corporate social responsibility”, Harvard
Business Review, Vol.
84(12), 56-68.
Riordan, C.M., Gatewood, R.D. dan Bill, J.B. (1997), “Corporate
image: employee reactions andimplications for managing corporate social
performance”, Journal of Business
Ethics, Vol.16,
401-413.
Royle, T. (2005), “Realismor idealism? Corporate social
responsibility and the employee stakeholderin the global fast-food industry”,
Business Ethics:A European Review,
Vol. 14 (1), 42-55.
Russo, M. dan
Fouts, P. (1997),
“A resource-based perspective
on corporate
environmentalperformance and profitability”, Academy of Management Journal,
Vol. 40 (3), 534-593.
Sen, S. dan
Bhattacharya, C.B. (2001),
“Does doing goodalways
lead to doing
better? Consumer reactions tocorporate
social responsibility”, Journal
of MarketingResearch, Vol. 38, 225-269.
Smith, N.C. (2009), “Bounded goodness: marketingimplications of
Drucker on corporate socialresponsibility”, Journal of Academy of Marketing
Science, Vol. 37, 73-84.
38
Soana, Maria Gaia.,
(2011). The Relationship Between Corporate Social Performance and
Corporate Financial Performance in the Banking Sector, Journal of Business
Ethics, Vol. 104 (1),
133-148
Surroca Jordi, Tribó, Josep, dan Waddock, Sdanra, (2010).
Corporate responsibility and financial
performance: the role of intangible resources, Strategic Management
Journal, Vol. 31 (5),
463-490.
Sze´kely, F. dan
Knirsch, M. (2005),
“Responsible leadership and
corporate social
responsibility: metricsfor sustainable
performance”, European Management
Journal, Vol. 23 (6),
628-47.
The Economist (2008), “Just
good business”, The Economist,17 January. Turban, T.
D., dan Greening,
D. W. (1997).
Corporate Social Performance
and Organizational
Attractiveness to prospective
employees.Academy of Management
Journal, 40 (3), 658-672.
Ullmann, A. (1985). Data in search of a theory: A critical
examination of the relationships among
social performance, social
disclosure,and economic performance.
Academy of Management
Review, 10, 540-577.
Waddock, S. (2004),
“Parallel universes: companies,
academics, and the
progress of corporatecitizenship”,
Business dan Society Review, Vol. 109(1), 5-42.
Waddock, S. A., dan Graves, S. B. (1997). The Corporate Social
Performance Link. Strategic Management Journal, 18, 303-319.
Whetten, D.A., Rdans, G. dan Godfrey, P. (2002), “What are the
responsibilities of business tosociety?”, in Pettigrew, A.M., Howard, T. dan
Whittington, R. (Eds), Hdanbook
of Strategydan
Management, Sage, London, pp. 373-409.
Yeoh, P. (2007), “The direction and control of corporations: law
or strategy?”, Managerial Law, Vol. 49, 1/2.
Zagenczyk, T.J. Jr (2004), “Using social psychology to explain
stakeholder reactions to anorganization’s social performance”, Business dan
Society Review, Vol. 109
(1), pp. 97-101.
John P. dan Lisa P., (2008). The Missing Link between Corporate
SocialResponsibility dan Financial
Performance:Stakeholder
Salience and Identifi
cation, Corporate
Reputation Review,
Vol. 11, (2), 169–181.
39
0 komentar:
Posting Komentar