Mengenai Saya

Foto saya
jakarta, DKI jakarta, Indonesia
it's fun and cool

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

JURNAL CSR (PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN)

NAMA : WAHYU DANU S
NPM    : 27211319
KELAS: 4EB08



 PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN 
(Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)
Chusnul Khitam
ABSTRAKSI
Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  :  (1)  Pengaruh  CSR  terhadap  kinerja keuangan perusahaan (2) Indikator CSR yang paling dominan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  dengan  menggunakan  analisis  regresi  linear berganda. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2011-2013. Sampel penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan.  Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  pengungkapan  CSR  berpengaruh  signifikan

terhadap  kinerja  keuangan  perusahaan,  diketahui  dari  nilai  F                 hitung sebesar 6,193 > 2,250 (F Tabel).
Besarnya  pengaruh  Corporate  Social  Responsibility  (CSR)  terhadap  kinerja  keuangan  sebesar  52% sedangkan  sisanya  48%  merupakan  pengaruh  dari  faktor-faktor  lain  seperti  likuiditas,  solvabilitas, stabilitas ekonomi yang mempengaruhi kinerja keuangan. Dari ketujuh Aspek CSR hanya CSR Aspek Tenaga Kerja, CSR Aspek Produk dan CSR Aspek Umum yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Dan CSR Aspek Umum

yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja keuangan, Nilai t Kata kunci : CSR, Kinerja Keuangan, ROI

hitung sebesar 2,958 > 2,021 (t tabel).

PENDAHULUAN
Keberadaan  suatu  perusahaan  pasti memiliki  dampak  positif  dan  negatif  terhadap masyarakat  dan  lingkungan  sekitarnya,  baik langsung maupun tidak langsung. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan  oleh  masyarakat  maupun  lapangan kerja.Namun di sisi lain, dampak yang diberikan dari  keberadaan  dan  kegiatan  produksi  suatu perusahaan  sering  kali  merusak  lingkungan sekitar  dan  merugikan  masyarakat,  misalnya
dampak dari limbah produksi.
Banyak  kasus  ketidakpuasan  publik  yang bermunculan,  baik  yang  berkaitan  dengan pencemaran lingkungan, serta eksploitasi besar- besaran terhadap energi dan sumber daya alam yang  menyebabkan  kerusakan  alam.  Beberapa perusahaan  di  Indonesia  yang  sudah  pernah mendapatkan kritikan atau kasus antara lain, PT. Freeport Indonesia, TPST Bojong di Bogor, PT. Newmont di Buyat, dan PT. Lapindo Brantas. Sedangkan di Asia kasus salah satu perusahaan produsen  perlengkapan  dan  alat-alat  olahraga, Nike,  pernah  menjadi  sorotan  utama  karena dituduh telah mengabaikan etika bisnis dengan mempekerjakan anak dibawah umur. Salah satu penyebab kondisi seperti ini adalah kurangnya kemaksimalan dalam penerapan tanggung jawab
sosial  perusahaan               (Corporate  Social
Responsibility).
Corporate  Social  Responsibility   (CSR)
telah  menjadi  kewajiban  mutlak  bagi

perusahaan,  bahkan  pemerintah  telah mengeluarkan  peraturan  tertulis  mengenai konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini diatur dalam Undang-Undang  No. 47 Tahun 2007  tentang  Perseroan  Terbatas  (UU  PT), Pasal  74  Undang-Undang  Perseroan  Terbatas
menyatakan :
(1)  Perseroan  yang  menjalankan  kegiatan usahanya  di  bidang  dan/atau  berkaitan dengan  sumber  daya  alam  wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
(2)  TJSL  merupakan  kewajiban  Perseroan yang  dianggarkan  dan  diperhitungkan sebagai  biaya  Perseroan  yang pelaksanaannya  dilakukan  dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran. (3)  Perseroan  yang  tidak  melaksanakan kewajiban  dikenai  sanksi  sesuai  dengan    ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain  itu,  berdasarkan  Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 Pasal 15 dan 34 disebutkan bahwa perusahaan yang tidak  melaksanakan  CSR  akan  dikenakan  sanksi administratif  berupa  peringatan  tertulis, pembatalan  kegiatan  usaha,  pembekuan kegiatan  usaha,  dan  yang  terakhir  adalah pencabutan izin kegiatan. (Soewarno, 2009). Sebuah  perusahaan  dituntut  untuk  peduli terhadap  perbaikan  kehidupan  dari  publiknya. Dengan adanya hal tersebut kinerja perusahaan bisa  langsung  dinilai  oleh  pemerintah,



masyarakat,  organisasi  lingkungan,  media massa  khususnya  para  investor  dan  kreditor (bank) karena investor maupun kreditor (bank) tidak  mau  menanggung  kerugian  yang disebabkan  oleh  adanya  kelalaian  perusahaan tersebut  terhadap  tanggung  jawab  sosial  dan lingkungannya.
Untuk  melaksanakan  CSR  berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit perusahaan  akan  turun.  Akan  tetapi  dengan melaksanakan  CSR,  citra  perusahaan  akan semakin  baik,  sehingga  loyalitas  konsumen semakin tinggi, seiring meningkatnya loyalitas konsumen, maka penjualan akan semakin baik, dan pada akhirnya dengan melaksanakan CSR, diharapkan  tingkat  profitabilitas  perusahaan juga meningkat.
Tujuan  penulisan  ini  adalah  untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh Corporate
Social  Responsibility   (CSR)  terhadap  kinerja
keuangan  perusahaan,  dan  untuk  mengetahui indikator  CSR  yang  paling  dominan  terhadap kinerja keuangan.
Teori      stakeholder    mengatakan  bahwa
perusahaan  bukanlah  entitas  yang  hanya beroperasi  untuk  kepentingan  sendiri  namun harus  memberikan  manfaat  bagi
stakeholdernya.  Dengan  demikian,  keberadaan
suatu  perusahaan  sangat  dipengaruhi  oleh dukungan  yang  diberikan  oleh  stakeholder kepada  paerusahaan  tersebut  (Ghozali  dan Chairi dalam Rimba, 2010 : 11 ).
Tanggung  jawab  sosial  perusahaan seharusnya  melampaui  tindakan memaksimalkan  laba  untuk  kepentingan
pemegang  saham   (shareholder),  namun  juga
untuk  kepentingan    stakeholder        ,  yaitu  semua
pihak yang mempunyai keterkaitan atau klaim terhadap perusahaan (Untung dalam Waryanti, 2009 : 14).Mereka adalah pemasok, pelanggan, pemerintah,  masyarakat  lokal,  investor, karyawan,  kelompok  politik,  dan  asosiasi perdagangan.  Seperti  halnya  pemegang  saham yang  mempunyai  hak  terhadap  tindakan- tindakan  yang  dilakukan  oleh  manajemen
perusahaan, stakeholder juga  mempunyai  hak
terhadap perusahaan (Waryanti, 2009 : 16).
METODE PENELITIAN  
Penelitian  ini  merupakan  penelitian kuantitatif,  menggunakan  data  sekunder  yang diperoleh  dari  laporan  tahunan  perusahaan pertambangan  yang  terdaftar  d  BEI  periode tahun 2011 – 2013.
Metode  pemilihan  sampel  yang digunakan dalam penelitian  ini  adalah  metode
purposive  sampling.           Pengertian  purpose

sampling menurut Sugiyono (2000:122) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu       dengan  tujuan  untuk  mendapatkan
sampel  yang      representative    sesuai  dengan
kriteria  yang  ditentukan.  Adapun  kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :
a.                    Perusahan pertambangan yang terdaftar di
BEI tahun 2011 – 2013
b.            Perusahaan  pertambangan  sub  sektor
batubara dan logam mineral lainnya  yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2013
c.                     Perusahaan  pertambangan  sub  sektor
batubara dan  logam  mineral  lainnya  yang memiliki  laporan  tahunan  yang  lengkap selama tahun 2011 – 2013
d.            Perusahaan  pertambangan  sub  sektor
batubara dan  logam  mineral  lainnya  yang memiliki data yang lengkap berupa website
dan  laporan  berkelanjutan  ( Sustainability
Report).
Dari  kriteria  diatas  terdapat  16  sampel  yang dipilih  dengan  tahun  pengamatan  sebanyak  3 tahun. Total pengamatan adalah sebanyak 48 (3 X 16).
Menurut  Hanifah  et  al  (2005)  dalam
Yosefa Sayekti, Simposium Nasional Akuntansi
(2007:13), CSR dirumuskan sebagai berikut : CSRD = 
Keterangan :
CSRD  :   Indeks pengungkapan perusahaan V
:    Jumlah item yang sesungguhnya diungkapkan oleh perusahaan
M  
:   Jumlah  item  yang  diharapkan diungkapkan oleh perusahaan
ROI diukur dengan membandingkan laba bersih  setelah  pajak  dengan  total  aktiva perusahaan. 
ROI =
 
PEMBAHASAN
Dari  hasil  perhitungan  diketahui perusahaan  yang  mengungkapkan  CSR  yang kurang dari 50% pada tahun 2011–2013 ada 2 perusahaan  yaitu  Darma  Henwa  Tbk  sebesar
48.                 pada tahun 2011, 40% pada tahun 2012, dan 39% pada tahun 2013, dan Golden Energy Mines Tbk sebesar 48% pada tahun 2012. Sedangkan  perusahaan  yang mengungkapkan  CSR  diatas  50%  ada  14 perusahaan  yaitu  Adaro  Energy  Tbk  sebesar
67.                  pada tahun  2011,  63%  pada tahun  2012 dan  2013,  Atlas  Resources  Tbk  sebesar  83% pada  tahun  2011,  67%  pada  tahun  2012,  dan
64.                  pada  tahun  2013,  Bumi  Resources  Tbk sebesar 63% pada tahun 2011, 87% pada tahun
2012.           dan  60%  pada tahun  2013,  Berau  Coal

 Energy Tbk sebesar 72% pada tahun 2011, 81% pada  tahun  2012,  dan  76%  pada  tahun  2013,

Bayan Resources Tbk sebesar 70% pada tahun
2011.                 62%  pada  tahun  2012,  dan  60%  pada tahun 2013, Harum Energy Tbk sebesar 62 % pada  tahun  2011,  59%  pada  tahun  2012,  dan
70.                        pada  tahun  2013,  Indo  Tambang  Megah Tbk sebesar 73% pada tahun 2011, 72% pada tahun  2012,  dan  77%  pada  tahun  2013, Resources  Alam  Indonesia  Tbk  sebesar  94% pada  tahun  2011,  88%  pada  tahun  2012,  dan
91.                       pada tahun 2013, Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 97% pada tahun 2011, 92% pada  tahun  2012,  dan  95%  pada  tahun  2013, Petrosea  Tbk  sebesar  76%  pada  tahun  2011,
75.                        pada  tahun  2012,  dan  71%  pada  tahun
2013.                Aneka Tambang Tbk  sebesar 87% pada tahun  2011,  97%  pada  tahun  2012,  dan  91% pada tahun 2013, Cita Mineral Investindo Tbk  sebesar  56% pada tahun 2011, 53% pada tahun
2012.                dan 67% pada tahun 2013, Vale Indonesia Tbk  80% pada tahun 2011, 77% pada tahun 2012 dan 2013, Timah Tbk sebesar 97% pada tahun  2011,  94%  pada  tahun  2012,  dan  96% pada tahun 2013.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian  asumsi  klasik  bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
1.   Uji Multikolinieritas
Pengujjian  ini  bertujuan  menguji  apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi  korelasi antara  variabel  independen.  Menurut  Ghozali (2006  :  147).  Menurut  Ghozali  (2006  :  147) multikolinieritas dilihat dari nilai Value Inflation Factor  (VIF),  apabila  nilai  VIF  >  10  maka terjadi  multikolinieritas,  dan  sebaliknya  jika nilai  VIF<10  maka  tidak  terjadi multikolinieritas.
Berdasarkan  pengujian  yang  dilakukan dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  terjadi multikolinieritas karena nilai VIF > 10.
2.   Uji Normalitas
Pengujian  ini  bertujuan  untuk  menguji apakah  dalam  model  regresi,  variabel

3.            Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan            variance dari  residual  satu
pengamatan  ke  pengamatan  lain.  Cara untuk  memprediksi  ada  atau  tidaknya Heteroskedastisitas  yaitu  dengan  melihat grafik  plot  antara  nilai  prediksi  variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED  dimana  sumbu  Y  adalah  Y  yang telah  diprediksi,  dan  sumbu  X  adalah residual  (Y  prediksi    Y  sesungguhnya)
yang telah di –studentized. Dasar analisis :
Jika  ada  pola  tertentu,  seperti  titik-titik yang  ada  membentuk  pola  tertentu  yang teratur  (bergelombang,  melebar  kemudian menyempit),  maka  mengindikasikan  telah terjadi  heteroskedastisitas.  Jika  tidak  ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan  pengujian  pada  grafik
scatterplot tidak  membentuk  sebuah  pola
tertentu  yang  jelas,  serta  tersebar  baik  di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu
Y.       hal  ini  berarti  tidak  terjadi heterokedastisitas,  sehingga  model  regresi layak  dipakai  karena  memenuhi  asumsi heterokedastisitas.
4.            Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan  untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat  korelasi  antara  kesalahan pengganggu  pada  periode  t  dengan kesalahan  pengganggu  pada  periode  t-1 (sebelumnya).  Untuk  mendeteksi  ada tidaknya  autokorelasi  dapat  dilakukan dengan  Uji  Durbin-Watson  (DW  Test) (Ghozali,  2006  :  99).  Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
Tabel 2
Keputusan Uji Durbin Watson


pengganggu  atau  residual  memiliki  distribusi
normal,  dengan  melihat  uji  statistik non-
parametrik Kolomogrov-Smirnov (K-S). Apabila
hasil  atau  nilai Asymp.sig  (2-tailed) atau
probabilitasnya  di  atas  0.05,  maka  data  telah
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006 :
147).
Dari hasil pengujian normalitas dengan Uji
Kolmogorov-Smirnov memperlihatkan besarnya
nilai  Asymp.Sig.(2-tailed)  berada  di  atas  0,05
atau 5%, yaitu 0,980. dengan demikian dapat
disimpulkan  bahwa  nilai  residual  dari
model regresi berdistribusi normal. 
Hipotesis nol
Tidak ada
autokorelasi
positif
Tidak ada
autokorelasi
positif
Tidak ada
korelasi negative
Tidak ada
korelasi negative
Tidak ada
autokorelasi
positif atau
Keputusan
Tolak
No decision
Tolak
No decision
Tdk ditolak
Jika
0 < d < dl
dl ≤  d ≤ du
4- dl < d < 4
4-du ≤ d ≤ 4 – dl
du < d < 4 – du



negative



Berdasarkan hasil analisis regresi pada data  perusahaan  pertambangan  yang terdaftar  di  BEI  tahun  2011-2013.  Nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,457. Pada Uji DW-tabel : dl (batas luar) = 1,019; du (batas dalam) = 1,704; 4-du = 2,296; dan 4- dl  =  2,981.  Hasil  ini  menunjukan  bahwa pada  model  regresi  tidak  terjadi autokorelasi  positif,  karena  berada  di daerah dl ≤  d ≤ du.
Analisis Regresi
Berdasarkan  pengolahan  data  yang telah  dilakukan  dengan  menggunakan  SPSS
20.0    for  windows ,  maka  diperoleh  bentuk
persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = -0,227+0,265X
1–,021X2– 0,222X 3+
0,281X
4.                    0,229X5+ 0,202X 6+0,135X 7
Dari  persamaan  di  atas,  dapat  disimpulkan bahwa  konstanta  a  negatif  sebesar  -0,227 artinya  pada  saat  CSR  sama  dengan  0  satuan maka  kinerja  keuangan  adalah  sebesar  -0,227 satuan, dan nilai b positif sebesar 0,265 artinya bahwa  setiap  kenaikan  1%  pada  CSR  Aspek Lingkungan,  akan  meningkatkan  kinerja keuangan  sebesar  0,265%,  pada  CSR  Aspek Energi  akan  menurunkan  kinerja  keuangan sebesar  0,021%,  pada  CSR  Aspek  Kesehatan dan  Keselamatan  Kerja  akan  menurunkan kinerja  keuangan  sebesar  0,222%,  pada  CSR Tenaga  Kerja  akan  meningkatkan  kinerja keuangan  sebesar  0,281%,  pada  CSR  Produk akan  menurunkan  kinerja  keuangan  sebesar 0,229%,  pada  CSR  Aspek  Keterlibatan Masyarakat  akan  meningkatkan  kinerja keuangan  sebesar  0,202%,  pada  CSR  Aspek Umum  akan  meningkatkan  kinerja  keuangan sebesar 0,135%.
Uji Hipotesis
1.  Koefisien Determinasi
Untuk mengukur besar pengaruh variabel independen (Y) terhadap variabel dependen (X). 
KD  = r2  x 100%
=   0,7212  x 100%
=   52 %
Dari hasil penghitungan di atas  maka dapat diketahui nilai koefisien determinasi sebesar  0,520  atau  sebesar  52%,  dari penghitungan  tersebut  dapat  diketahui bahwa  pengaruh  signifikan  CSR  terhadap kinerja  keuangan  sebesar  52%  sedangkan sisanya  48%  merupakan  pengaruh  dari faktor-faktor  lain  seperti  likuiditas,

solvabilitas,  stabilitas  ekonomi  yang mempengaruhi kinerja keuangan.
2.            Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel  independen  secara  serentak berpengaruh terhadap variabel dependen Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui nilai F
hitung sebesar 6,193 > 2,250
(F
maka  model  regresi    fit (hipotesis
tabel),
diterima).  Juga  dapat  dilihat  dari  nilai
signifikansi  F  pada         significance  level
0.05 (α  =  5%)  diperoleh    probabilitas
sebesar 0,000b . Angka probabilitas tersebut lebih  kecil  dari  nilai  0,05  (5%),  dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan  ada  pengaruh  signifikan  antara CSR terhadap kinerja keuangan
3.            Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji
Statistik t)
Uji  statistik  t  dilakukan  untuk menunjukan  seberapa  jauh  pengaruh  satu variabel  independen  secara  individual dalam  menerangkan  variasi  variabel dependen.
?  CSR Aspek Lingkungan
Nilai  t
hitung sebesar 1,747 < 2,021 (t tabel),
dengan  nilai  signifikan  sebesar  0,088  > 0,05,  maka  disimpulkan  CSR  Aspek Lingkungan  tidak  berpengaruh  signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan ( H
2
ditolak).
?  CSR Aspek Energi
Nilai  t
hitung sebesar -0,276 < 2,021 (t tabel),
dengan  nilai  signifikan  sebesar  0,784  > 0,05, maka disimpulkan CSR Aspek Energi tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap kinerja keuangan perusahaan.
?  CSR  Aspek  Kesehatan  dan  Keselamatan
Kerja
Nilai  t
hitung sebesar -1,642 < 2,021 (t tabel),
dengan  nilai  signifikan  sebesar  0,108  > 0,05,  maka  disimpulkan  CSR  Aspek Kesehatan  dan  Keselamatan  Kerja  tidak berpengaruh  signifikan  terhadap  kinerja keuangan perusahaan.
?  CSR Aspek Tenaga Kerja
Nilai  t
hitung sebesar 2,440 > 2,021 (t tabel),
dengan  nilai  signifikan  sebesar  0,019  < 0,05,  maka  disimpulkan  CSR  Aspek Tenaga  Kerja  berpengaruh  signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
?  CSR Aspek Produk
Nilai t
hitung sebesar -2,501 < -2,021 (-t tabel),
dengan  nilai  signifikan  sebesar  0,017  < 0,05,  maka  disimpulkan  CSR  Aspek Produk  berpengaruh  signifikan  terhadap kinerja keuangan perusahaan.

?      CSR Aspek Keterlibatan Masyarakat bebas selain                                Corporate Social Responsibility

Nilai  thitung sebesar 1,379 < 2,021 (t tabel),                                        (CSR)  dalam  pengaruhnya  terhadap  kinerja

dengan  nilai  signifikan  sebesar  0,176  > 0,05,  maka  disimpulkan  CSR  Aspek Keterlibatan Masyarakat tidak berpengaruh signifikan  terhadap  kinerja  keuangan perusahaan.

keuangan  perusahaan,  misalnya  :     Good
Corporate Governance (GCG).
2.            Penelitian  selanjutnya  diharapkan
menggunakan  variabel  lain  sebagai  variabel terikat selain ROI, misalnya : leverage, size

?  CSR Aspek Umum
Nilai  t
hitung sebesar 2,958 > 2,021 (t tabel),
dengan  nilai  signifikan  sebesar  0,005  < 0,05, maka disimpulkan CSR Aspek Umum berpengaruh  signifikan  terhadap  kinerja keuangan perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan pembahasan  yang telah diuraikan sebelumnya, dengan  menggunakan  analisis  deskriptif  dan analisis  statistik  serta  pengujian  hipotesis
mengenai  pengaruh  pengungkapan   Corporate
Social  Responsibility   (CSR)  terhadap  kinerja
keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-
2013.                maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.                                                                                                      Corporate  Social  Responsibility               (CSR)
berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap kinerja  keuangan  perusahaan  pertambangan yang  terdaftar  di  BEI  tahun  2011-2013, diketahui dari nilai F-hitung sebesar 6,193 > 2,250  (F-Tabel).  Besarnya  pengaruh
Corporate  Social  Responsibility      (CSR)
terhadap  kinerja  keuangan  sebesar  52% sedangkan sisanya 48% merupakan pengaruh dari  faktor-faktor  lain  seperti  likuiditas, solvabilitas,  stabilitas  ekonomi  yang mempengaruhi kinerja keuangan.
2.  Dari ketujuh Aspek CSR hanya CSR Aspek
Tenaga Kerja, CSR Aspek Produk dan CSR Aspek  Umum  yang  berpengaruh  signifikan terhadap  kinerja  keuangan  perusahaan pertambangan  yang  terdaftar  di  BEI  tahun 2011-2013.  Dan  CSR  Aspek  Umum  yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja keuangan,  Nilai  t-hitung  sebesar  2,958  > 2,021 (t-tabel).
SARAN
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan dan pada penelitian ini,  adapun  saran-saran  yang  dapat  diberikan melalui  hasil  penelitian  ini  agar  mendapatkan
hasil yang lebih baik, yaitu:
1.  Penelitian  selanjutnya  diharapkan
menggunakan  variabel  lain  sebagai  variabel

perusahaan,dll.               
3.            Penelitian  selanjutnya  diharapkan
menggunakan sampel yang lebih banyak dan
tahun pengamatan yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA

Alimsyah  dan  Padji.                                         Kamus  Istilah  Akuntansi            .Cetakan
Kesatu.Bandung : CV.Yrama Widya.
Bastian,Indra.2001.Akuntansi  Sektor  Publik  :  Suatu
Pengantar.Jakarta : Erlangga.
Ghozali,Imam.2006.Analisis Multivariate dengan
Program SPSS.Edisi Keempat. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, C.Sedyono.2006.CSR Communication : A
Challenge On Its Own, Economic Business
Accounting Review.Edisi
Ketiga.Jakarta:Departemen Akuntansi  FEUI. John J. Wild, K.R. Subramanyam, Robert F.
Halsey.2005.Analisis Laporan Keuangan.Buku
Satu,Edisi Kedelapan.Jakarta : Salemba Empat.
Kuntari, Y. dan A. Sulistyani.2007.Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Laporan Keuangan Perusahaan Indeks Letter
Quality (LQ 45) Tahun 2005.ASET.Volume 9
Nomor 2.
Kusumadilaga, Rimba.2010.    Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI.Skripsi S-1 Akuntansi :
Universitas Diponegoro Semarang.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta :
Liberty.
Sayekti,  Yosefa  &  Wondabio,  Ludavicus
Sensi.2007.Pengaruh  CSR  Disclosure
Terhadap Earning Response Coefficien Pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEJ.Simposium
Nasional  Akuntansi  X.Universitas  Hasannudin Makassar.
Sembiring,  Edy  Rismanda.  2005.            Karakteristik
Perusahaan  dan  Pengungkapan  Tanggung
Jawab Social           . Simposium Nasional Akuntansi
IV.Solo.
Sugiyono,2000.   Metode  Penelitian  Bisnis   .  Cetakan
Keenam.Bandung:CV. Alfabeta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS