NAMA : WAHYU DANU S
NPM : 27211319
KELAS: 4EB08
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)
Chusnul Khitam
ABSTRAKSI
Tujuan dari
penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
(1) Pengaruh CSR
terhadap kinerja keuangan
perusahaan (2) Indikator CSR yang paling dominan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda. Populasi penelitian ini
adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk
periode tahun 2011-2013. Sampel penelitian ini adalah perusahaan pertambangan
yang terdaftar di BEI yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengungkapan
CSR berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan
perusahaan, diketahui dari
nilai F hitung sebesar 6,193 > 2,250
(F Tabel).
Besarnya
pengaruh Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap
kinerja keuangan sebesar
52% sedangkan sisanya 48%
merupakan pengaruh dari
faktor-faktor lain seperti
likuiditas, solvabilitas, stabilitas
ekonomi yang mempengaruhi kinerja keuangan. Dari ketujuh Aspek CSR hanya CSR
Aspek Tenaga Kerja, CSR Aspek Produk dan CSR Aspek Umum yang berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2013. Dan CSR Aspek Umum
yang paling dominan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan, Nilai t Kata kunci : CSR, Kinerja Keuangan, ROI
hitung sebesar 2,958
> 2,021 (t tabel).
PENDAHULUAN
Keberadaan suatu perusahaan
pasti memiliki dampak positif
dan negatif terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitarnya, baik langsung maupun tidak langsung. Di satu
sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh
masyarakat maupun lapangan kerja.Namun di sisi lain, dampak
yang diberikan dari keberadaan dan
kegiatan produksi suatu perusahaan sering
kali merusak lingkungan sekitar dan
merugikan masyarakat, misalnya
dampak dari limbah produksi.
Banyak kasus ketidakpuasan
publik yang bermunculan, baik
yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan, serta
eksploitasi besar- besaran terhadap energi dan sumber daya alam yang menyebabkan
kerusakan alam. Beberapa perusahaan di
Indonesia yang sudah
pernah mendapatkan kritikan atau kasus antara lain, PT. Freeport
Indonesia, TPST Bojong di Bogor, PT. Newmont di Buyat, dan PT. Lapindo Brantas.
Sedangkan di Asia kasus salah satu perusahaan produsen perlengkapan
dan alat-alat olahraga, Nike, pernah
menjadi sorotan utama
karena dituduh telah mengabaikan etika bisnis dengan mempekerjakan anak
dibawah umur. Salah satu penyebab kondisi seperti ini adalah kurangnya
kemaksimalan dalam penerapan tanggung jawab
sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility).
Corporate Social Responsibility (CSR)
telah menjadi kewajiban
mutlak bagi
perusahaan, bahkan
pemerintah telah
mengeluarkan peraturan tertulis
mengenai konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini diatur dalam
Undang-Undang No. 47 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UU
PT), Pasal 74 Undang-Undang
Perseroan Terbatas
menyatakan :
(1) Perseroan yang
menjalankan kegiatan
usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (TJSL).
(2) TJSL merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran. (3) Perseroan
yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai
sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu,
berdasarkan Undang-Undang
Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 Pasal 15 dan 34 disebutkan bahwa perusahaan
yang tidak melaksanakan CSR
akan dikenakan sanksi administratif berupa
peringatan tertulis,
pembatalan kegiatan usaha,
pembekuan kegiatan usaha, dan
yang terakhir adalah pencabutan izin kegiatan. (Soewarno,
2009). Sebuah perusahaan dituntut untuk
peduli terhadap perbaikan kehidupan
dari publiknya. Dengan adanya hal
tersebut kinerja perusahaan bisa
langsung dinilai oleh
pemerintah,
masyarakat, organisasi lingkungan,
media massa khususnya para
investor dan kreditor (bank) karena investor maupun
kreditor (bank) tidak mau menanggung
kerugian yang disebabkan oleh
adanya kelalaian perusahaan tersebut terhadap
tanggung jawab sosial
dan lingkungannya.
Untuk melaksanakan CSR
berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya
akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit
perusahaan akan turun.
Akan tetapi dengan melaksanakan CSR,
citra perusahaan akan semakin
baik, sehingga loyalitas
konsumen semakin tinggi, seiring meningkatnya loyalitas konsumen, maka penjualan
akan semakin baik, dan pada akhirnya dengan melaksanakan CSR, diharapkan tingkat
profitabilitas perusahaan juga
meningkat.
Tujuan penulisan ini
adalah untuk
mengetahui seberapa besar
pengaruh Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap
kinerja
keuangan perusahaan, dan
untuk mengetahui indikator CSR
yang paling dominan
terhadap kinerja keuangan.
Teori stakeholder
mengatakan bahwa
perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk
kepentingan sendiri namun harus
memberikan manfaat bagi
stakeholdernya. Dengan demikian,
keberadaan
suatu perusahaan
sangat dipengaruhi oleh dukungan
yang diberikan oleh
stakeholder kepada paerusahaan tersebut
(Ghozali dan Chairi dalam Rimba,
2010 : 11 ).
Tanggung jawab sosial
perusahaan seharusnya
melampaui tindakan
memaksimalkan laba untuk
kepentingan
pemegang saham (shareholder), namun
juga
untuk kepentingan stakeholder ,
yaitu semua
pihak yang mempunyai keterkaitan atau klaim terhadap perusahaan
(Untung dalam Waryanti, 2009 : 14).Mereka adalah pemasok, pelanggan,
pemerintah, masyarakat lokal,
investor, karyawan, kelompok politik,
dan asosiasi perdagangan. Seperti
halnya pemegang saham yang
mempunyai hak terhadap
tindakan- tindakan yang dilakukan
oleh manajemen
perusahaan, stakeholder
juga mempunyai hak
terhadap perusahaan (Waryanti, 2009 : 16).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif,
menggunakan data sekunder
yang diperoleh dari laporan
tahunan perusahaan
pertambangan yang terdaftar
d BEI periode tahun 2011 – 2013.
Metode pemilihan
sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
metode
purposive sampling. Pengertian purpose
sampling menurut
Sugiyono (2000:122) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu dengan tujuan
untuk mendapatkan
sampel yang representative sesuai dengan
kriteria yang
ditentukan. Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian
ini adalah :
a.
Perusahan pertambangan yang terdaftar di
BEI tahun 2011 – 2013
b. Perusahaan
pertambangan sub sektor
batubara dan logam mineral lainnya
yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2013
c.
Perusahaan
pertambangan sub sektor
batubara dan logam mineral
lainnya yang memiliki laporan
tahunan yang lengkap selama tahun 2011 – 2013
d. Perusahaan pertambangan sub
sektor
batubara dan logam mineral
lainnya yang memiliki data yang
lengkap berupa website
dan laporan
berkelanjutan ( Sustainability
Report).
Dari kriteria
diatas terdapat 16
sampel yang dipilih dengan
tahun pengamatan sebanyak
3 tahun. Total pengamatan adalah sebanyak 48 (3 X 16).
Menurut Hanifah et
al (2005) dalam
Yosefa Sayekti, Simposium Nasional Akuntansi
(2007:13), CSR
dirumuskan sebagai berikut : CSRD =
Keterangan :
CSRD :
Indeks pengungkapan perusahaan V
: Jumlah item yang sesungguhnya diungkapkan
oleh perusahaan
M
: Jumlah
item yang diharapkan diungkapkan oleh perusahaan
ROI diukur dengan membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan total
aktiva perusahaan.
ROI =
PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan
diketahui perusahaan yang mengungkapkan
CSR yang kurang dari 50% pada
tahun 2011–2013 ada 2 perusahaan
yaitu Darma Henwa
Tbk sebesar
48.
pada tahun 2011, 40% pada tahun 2012, dan 39%
pada tahun 2013, dan Golden Energy Mines Tbk sebesar 48% pada tahun 2012.
Sedangkan perusahaan yang mengungkapkan CSR
diatas 50% ada 14
perusahaan yaitu Adaro
Energy Tbk sebesar
67.
pada tahun
2011, 63% pada tahun
2012 dan 2013, Atlas
Resources Tbk sebesar
83% pada tahun 2011,
67% pada tahun
2012, dan
64.
pada
tahun 2013, Bumi
Resources Tbk sebesar 63% pada
tahun 2011, 87% pada tahun
2012.
dan
60% pada tahun 2013,
Berau Coal
Energy
Tbk sebesar 72% pada tahun 2011, 81% pada
tahun 2012, dan
76% pada tahun
2013,
Bayan Resources Tbk sebesar 70% pada tahun
2011.
62%
pada tahun 2012,
dan 60% pada tahun 2013, Harum Energy Tbk sebesar 62
% pada tahun 2011,
59% pada tahun
2012, dan
70.
pada
tahun 2013, Indo
Tambang Megah Tbk sebesar 73%
pada tahun 2011, 72% pada tahun
2012, dan 77%
pada tahun 2013, Resources Alam
Indonesia Tbk sebesar
94% pada tahun 2011,
88% pada tahun
2012, dan
91.
pada tahun 2013, Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk sebesar 97% pada tahun 2011, 92% pada
tahun 2012, dan
95% pada tahun
2013, Petrosea Tbk sebesar
76% pada tahun
2011,
75.
pada
tahun 2012, dan
71% pada tahun
2013.
Aneka Tambang Tbk sebesar 87% pada tahun 2011,
97% pada tahun
2012, dan 91% pada tahun 2013, Cita Mineral Investindo
Tbk sebesar 56% pada tahun 2011, 53% pada tahun
2012.
dan 67% pada tahun 2013, Vale Indonesia
Tbk 80% pada tahun 2011, 77% pada tahun
2012 dan 2013, Timah Tbk sebesar 97% pada tahun
2011, 94% pada
tahun 2012, dan
96% pada tahun 2013.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik
bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini.
1. Uji
Multikolinieritas
Pengujjian ini bertujuan
menguji apakah model regresi yang
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antara variabel
independen. Menurut Ghozali (2006
: 147). Menurut
Ghozali (2006 : 147)
multikolinieritas dilihat dari nilai Value Inflation Factor (VIF),
apabila nilai VIF
> 10 maka terjadi
multikolinieritas, dan sebaliknya
jika nilai VIF<10 maka
tidak terjadi multikolinieritas.
Berdasarkan pengujian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi multikolinieritas
karena nilai VIF > 10.
2. Uji
Normalitas
Pengujian ini
bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance
dari residual satu
pengamatan ke pengamatan
lain. Cara untuk memprediksi
ada atau tidaknya Heteroskedastisitas yaitu
dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah
Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y
sesungguhnya)
yang telah di –studentized. Dasar
analisis :
Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan pengujian
pada grafik
scatterplot tidak membentuk sebuah
pola
tertentu yang
jelas, serta tersebar
baik di atas maupun dibawah angka
0 pada sumbu
Y. hal ini
berarti tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga
model regresi layak dipakai
karena memenuhi asumsi heterokedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi
ada tidaknya autokorelasi dapat
dilakukan dengan Uji Durbin-Watson
(DW Test) (Ghozali, 2006
: 99). Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi :
Tabel 2
Keputusan Uji Durbin Watson
pengganggu atau residual
memiliki distribusi
normal, dengan melihat
uji statistik non-
parametrik
Kolomogrov-Smirnov (K-S). Apabila
hasil atau nilai Asymp.sig (2-tailed) atau
probabilitasnya di atas
0.05, maka data
telah
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006 :
147).
Dari hasil pengujian normalitas dengan Uji
Kolmogorov-Smirnov memperlihatkan besarnya
nilai
Asymp.Sig.(2-tailed)
berada di atas
0,05
atau 5%, yaitu 0,980. dengan
demikian dapat
disimpulkan bahwa nilai
residual dari
model regresi berdistribusi normal.
|
Hipotesis nol
Tidak ada
autokorelasi
positif
Tidak ada
autokorelasi
positif
Tidak ada
korelasi negative
Tidak ada
korelasi negative
Tidak ada
autokorelasi
positif atau
|
Keputusan
Tolak
No decision
Tolak
No decision
Tdk ditolak
|
Jika
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4- dl < d < 4
4-du ≤ d ≤ 4 – dl
du < d < 4 – du
|
negative
Berdasarkan hasil analisis regresi pada data perusahaan
pertambangan yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2013.
Nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,457. Pada Uji DW-tabel : dl (batas
luar) = 1,019; du (batas dalam) = 1,704; 4-du = 2,296; dan 4- dl = 2,981. Hasil
ini menunjukan bahwa pada
model regresi tidak
terjadi autokorelasi
positif, karena berada
di daerah dl ≤ d ≤ du.
Analisis Regresi
Berdasarkan pengolahan
data yang telah dilakukan
dengan menggunakan SPSS
20.0 for windows , maka
diperoleh bentuk
persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = -0,227+0,265X
1–,021X2– 0,222X 3+
0,281X
4.
0,229X5+ 0,202X 6+0,135X 7
Dari persamaan di
atas, dapat disimpulkan bahwa konstanta
a negatif sebesar
-0,227 artinya pada saat
CSR sama dengan
0 satuan maka kinerja
keuangan adalah sebesar
-0,227 satuan, dan nilai b positif sebesar 0,265 artinya bahwa setiap
kenaikan 1% pada
CSR Aspek Lingkungan, akan
meningkatkan kinerja
keuangan sebesar 0,265%,
pada CSR Aspek Energi
akan menurunkan kinerja
keuangan sebesar 0,021%, pada
CSR Aspek Kesehatan dan
Keselamatan Kerja akan
menurunkan kinerja keuangan sebesar
0,222%, pada CSR Tenaga
Kerja akan meningkatkan
kinerja keuangan sebesar 0,281%,
pada CSR Produk akan
menurunkan kinerja keuangan
sebesar 0,229%, pada CSR
Aspek Keterlibatan
Masyarakat akan meningkatkan
kinerja keuangan sebesar 0,202%,
pada CSR Aspek Umum
akan meningkatkan kinerja
keuangan sebesar 0,135%.
Uji Hipotesis
1. Koefisien
Determinasi
Untuk mengukur besar pengaruh variabel independen (Y) terhadap
variabel dependen (X).
KD =
r2 x 100%
= 0,7212
x 100%
= 52 %
Dari hasil penghitungan di atas
maka dapat diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,520
atau sebesar 52%,
dari penghitungan tersebut dapat
diketahui bahwa pengaruh signifikan
CSR terhadap kinerja keuangan
sebesar 52% sedangkan sisanya 48%
merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain
seperti likuiditas,
solvabilitas, stabilitas
ekonomi yang mempengaruhi kinerja
keuangan.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen
secara serentak berpengaruh
terhadap variabel dependen Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui
nilai F
hitung sebesar 6,193 > 2,250
(F
maka model
regresi fit (hipotesis
tabel),
diterima). Juga dapat
dilihat dari nilai
signifikansi F pada
significance level
0.05 (α
= 5%) diperoleh
probabilitas
sebesar 0,000b . Angka probabilitas tersebut lebih kecil
dari nilai 0,05
(5%), dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa secara simultan
ada pengaruh signifikan
antara CSR terhadap kinerja keuangan
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji
Statistik t)
Uji statistik t
dilakukan untuk menunjukan seberapa
jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
? CSR Aspek Lingkungan
Nilai t
hitung sebesar 1,747 < 2,021 (t tabel),
dengan nilai signifikan
sebesar 0,088 > 0,05,
maka disimpulkan CSR
Aspek Lingkungan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan ( H
2
ditolak).
? CSR Aspek Energi
Nilai t
hitung sebesar -0,276 < 2,021 (t tabel),
dengan nilai signifikan
sebesar 0,784 > 0,05, maka disimpulkan CSR Aspek Energi
tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
? CSR Aspek Kesehatan
dan Keselamatan
Kerja
Nilai t
hitung sebesar -1,642 < 2,021 (t tabel),
dengan nilai signifikan
sebesar 0,108 > 0,05,
maka disimpulkan CSR
Aspek Kesehatan dan Keselamatan
Kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
? CSR Aspek Tenaga Kerja
Nilai t
hitung sebesar 2,440 > 2,021 (t tabel),
dengan nilai signifikan
sebesar 0,019 < 0,05,
maka disimpulkan CSR
Aspek Tenaga Kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
? CSR Aspek Produk
Nilai t
hitung sebesar -2,501 < -2,021 (-t tabel),
dengan nilai
signifikan sebesar 0,017
< 0,05, maka disimpulkan
CSR Aspek Produk berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
? CSR Aspek Keterlibatan
Masyarakat bebas selain Corporate Social
Responsibility
Nilai thitung
sebesar 1,379 < 2,021 (t tabel), (CSR) dalam
pengaruhnya terhadap kinerja
dengan nilai signifikan
sebesar 0,176 > 0,05,
maka disimpulkan CSR
Aspek Keterlibatan Masyarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
keuangan perusahaan,
misalnya : Good
Corporate Governance (GCG).
2. Penelitian selanjutnya diharapkan
menggunakan variabel
lain sebagai variabel terikat selain ROI, misalnya :
leverage, size
? CSR Aspek Umum
Nilai t
hitung sebesar 2,958 > 2,021 (t tabel),
dengan nilai
signifikan sebesar 0,005
< 0,05, maka disimpulkan CSR Aspek Umum berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah
diuraikan sebelumnya, dengan
menggunakan analisis deskriptif
dan analisis statistik serta
pengujian hipotesis
mengenai pengaruh
pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap
kinerja
keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-
2013.
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
1.
Corporate Social
Responsibility (CSR)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI tahun
2011-2013, diketahui dari nilai F-hitung sebesar 6,193 > 2,250 (F-Tabel).
Besarnya pengaruh
Corporate Social Responsibility (CSR)
terhadap kinerja keuangan
sebesar 52% sedangkan sisanya 48%
merupakan pengaruh dari
faktor-faktor lain seperti
likuiditas, solvabilitas, stabilitas ekonomi
yang mempengaruhi kinerja keuangan.
2. Dari
ketujuh Aspek CSR hanya CSR Aspek
Tenaga Kerja, CSR Aspek Produk dan CSR Aspek Umum
yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan
pertambangan yang terdaftar
di BEI tahun 2011-2013. Dan CSR Aspek
Umum yang paling dominan
berpengaruh terhadap kinerja keuangan,
Nilai t-hitung sebesar
2,958 > 2,021 (t-tabel).
SARAN
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan
dan pada penelitian ini, adapun saran-saran
yang dapat diberikan melalui hasil
penelitian ini agar
mendapatkan
hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Penelitian selanjutnya
diharapkan
menggunakan variabel lain
sebagai variabel
perusahaan,dll.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan
menggunakan sampel yang lebih banyak dan
tahun pengamatan yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Alimsyah dan
Padji. Kamus Istilah
Akuntansi .Cetakan
Kesatu.Bandung : CV.Yrama Widya.
Bastian,Indra.2001.Akuntansi Sektor
Publik : Suatu
Pengantar.Jakarta : Erlangga.
Ghozali,Imam.2006.Analisis Multivariate dengan
Program SPSS.Edisi Keempat. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, C.Sedyono.2006.CSR
Communication : A
Challenge On Its Own,
Economic Business
Accounting Review.Edisi
Ketiga.Jakarta:Departemen Akuntansi FEUI. John J. Wild, K.R. Subramanyam, Robert
F.
Halsey.2005.Analisis
Laporan Keuangan.Buku
Satu,Edisi Kedelapan.Jakarta : Salemba Empat.
Kuntari, Y. dan A. Sulistyani.2007.Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Laporan Keuangan
Perusahaan Indeks Letter
Quality (LQ 45) Tahun
2005.ASET.Volume 9
Nomor 2.
Kusumadilaga, Rimba.2010. Pengaruh
Corporate Social
Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderating Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI.Skripsi S-1 Akuntansi :
Universitas Diponegoro Semarang.
Munawir. 2010. Analisis
Laporan Keuangan.Yogyakarta :
Liberty.
Sayekti, Yosefa &
Wondabio, Ludavicus
Sensi.2007.Pengaruh CSR
Disclosure
Terhadap Earning
Response Coefficien Pada
Perusahaan yang
Terdaftar di BEJ.Simposium
Nasional Akuntansi X.Universitas
Hasannudin Makassar.
Sembiring, Edy
Rismanda. 2005. Karakteristik
Perusahaan dan
Pengungkapan Tanggung
Jawab Social . Simposium Nasional Akuntansi
IV.Solo.
Sugiyono,2000. Metode Penelitian
Bisnis . Cetakan
Keenam.Bandung:CV. Alfabeta.